Selasa, 09 November 2010

FF One Shoot / The Spring Memory

Cast :

Shim Changmin

Lee Jin Hi

Kim So Hi

Lee Donghae

Langit biru pagi ini terlihat sangat cerah. Sinar matahari bersinar sangat terik,panasnya menembus kulit putih seorang pria tampan yang sedang berdiri disebuah batu nisan yang masih terlihat sangat indah walaupun sudah berumur 1 tahun.pria tampan itu meletakkan bunga di depan nisan itu.dia terduduk dan merangkai jemarinya,menutup matanya seraya berdoa untuk sang pemilik nisan.Angin berhembus kencang,memelai rambut hitam pria yang sedang terdiam itu.Dia membuka mata dan….

“Annyeong…!! Bagaimana kabarmu di surga sana ? Baikkah ?.kuharap kau baik-baik saja disana.Ini adalah peringatan 1 tahun kepergianmu…waktu terasa cepat bagiku.Dan sekarang sudah musim semi lagi.Lihatlah bunga-bunga mulai bermekaran.Aku ingat,kau sangat suka dengan mugunghwa…jadi aku bawakan mugunghwa ini untukmu.Kau ingat kejadian 1 tahun lalu ?...”

Matahari bersinar hangat hari ini.Salju-salju yang memenuhi halaman rumah mulai mencair serta bunga-bunga mulai menampakkan keindahannya.Ini adalah awal musim semi yang membahagiakan bagi semua orang.Seperti 2 orang ini yang tampak bahagia hari ini.

“Changmin Ah ! Pelan-pelan..aku takut !” Seorang gadis berteriak dan mempererat pelukannya pada pinggang pria bernama Changmin ini.

“Jin Hi,bukankah ini asik ? Ini adalah akhir musim dingin.jadi kita harus bersemangat” Kata Changmin pada gadis itu sambil terus mengayuh sepedanya.

“Ya !! ada Tong besar didepan sana “

Huwaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa…Bukk…….

Mereka berdua pun sampai di depan pagar sekolah mereka.nama Byun Hee High School terpampang di depan gapura itu.Mereka pun segera melangkah menuju kelas mereka setelah menaruh sepeda di tempat parkir.

“Neo jeongmal micheosaram ! Huh…kau membuat jantungku hampir copot..”Ucap Jin Hi sambil mengelus dadanya.

“Mianhae..tapi jantungmu tidak akan copot begitu saja karena hal seperti itu” Jawab Changmin sambil menyunggingkan senyumannya.

“Jika seperti ini terus aku tidak mau berangkat bersamamu lagi..” ucap Jin Hi dengan kesal dan melangkah meninggalkan Changmin.

Changmin mengejar Jin Hi, “Mianhae…Jin Hi ah !”.Changmin memohon dan terus memohon pada Jin Hi yang sekarang hanya bisa menjawab permohonan Changmin itu dengan tatapan tajam pada Changmin. Sedikit senyuman nakal dari Changmin membuat Jin Hi heran pada temannya itu,dan…

“Ya !! Changmin ah….apa yang kau lakukan?”Jin Hi berteriak sambil memukul punggung Changmin.
“Aku tidak akan menurunkanmu,sampai memaafkanku” Kata Changmin sambil menggendong Jin Hi menuju kelas mereka.
“Ara..ara…aku memaafkanmu.turunkan aku sekarang”
Changmin pun menurunkan tubuh Jin Hi atas permintaannya.Dia memandang lekat wajah Jin Hi yang bersemu merah karena malu atas tindakan Changmin beberapa saat yang lalu. Tangan Changmin memegang dagu Jin Hi,hingga Jin Hi yang tadinya menunduk dapat menatap wajah Changmin.Jin Hi segera memejamkan mata ketika Changmin mulai mendekatkan wajahnya.Wajah Changmin kini hanya berjarak 1 cm saja…………

“Wajahmu merah sekali !!” Kata Changmin setelah menjauhkan wajahnya dari Jin Hi…kemudian dia melangkah pergi begitu saja.

“Ya !! Kembali kau….! Haish anak itu membuat jantungku berdetak lebih cepat lagi. Ah…aku harus ke kelas sekarang”

Selama pelajaran berlangsung,Jin Hi terus saja menatap wajah putih Changmin yang terlihat tampan.Wajah yang terkena pancaran sinar matahari dari jendela terlihat sangat bercahaya dan itu membuat jantung Jin Hi berdebar-debar. Sebuah perasaan cinta telah tumbuh di hati Jin Hi untuk Changmin yang sudah ia kenal sejak kecil. Ia sadar sepenuhnya akan perasaan yang saat ini. Hari-hari bersama Changmin terasa indah baginya.Namun entah kenapa dia terus menyembunyikan perasaan itu dari Changmin.
Suatu hari,Jin Hi ingin mengunjungi Changmin karena hari itu adalah hari libur. Tak lupa dia membawakan bunga untuk Changmin. Sepanjang jalan,ia terus mencium bau bunga itu. Beberapa menit kemudian,Handphonenya berdering dengan keras. Saat melihat nama yang tertera,ternyata telepon itu dari Changmin.Dia pun segera mengangkatnya dengan perasaan gembira.

“Yoboseyo !” Ucap Jin Hi untuk mengawali pembicaraan
“Jin Hi ah ! Aku senang sekali hari ini.bisakah kau menemuiku di Restoran seafood biasa sekarang ?” Sahut Changmin dari seberang sana
“Senang ? ada apa memangnya ? ceritakan padaku !” Tanya Jin Hi dengan nada penasaran
“Aku..aku…aku…aku berpacaran dengan So Hi sekarang !” Jawab Changmin dengan nada bahagia

Bunga itu jatuh seketika dari genggaman Jin Hi. Tubuhnya terasa kaku serta hatinya terasa sakit ketika mendengar apa yang dikatakan Changmin. Perasaan bahagia itu berubah menjadi sedih. Tanpa sadar,air mata Jin Hi jatuh begitu saja ke tanah. Sedangkan Changmin yang diseberang sana terus mengoceh tanpa menyadari perasaan orang yang sedang ia ajak bicara sekarang. Jin Hi menghapus air matanya dan berusaha tersenyum untuk Changmin.

“Jin Hi ah ! Apa kau mendengarku ?” Tanya Changmin
“Hum…changmin ah,Chukae !” Jawab Jin Hi singkat sambil menahan hatinya yang sedang sakit sekarang.
“Gomawo ! bisakah kau kesini sekarang ? nanti pulangnya akan aku antar dengan mobil !”
“Geurae..aku akan kesana”

Jin Hi melangkah menuju tempat Changmin. Badannya terasa lemas seperti tak memiliki tenaga saat ini.Akhirnya dia tiba di restoran itu. Changmin tampak senang saat ini,dia terus menceritakan hal yang saat ini membuatnya bahagia.Betapa bahagiannya Changmin karena kini ia telah menjadi kekasih gadis bernama So Hi.Ya..Kim So Hi,Gadis manis dan cantik yang sangat terkenal sebagai Snow Princess karena sifatnya yang suka menolak para lelaki. Jelas saja Changmin bahagia,karena dia adalah pria pertama yang menjadi pacar So Hi.Jin Hi hanya bisa berusaha tersenyum manis di depan Changmin sekarang. Walau bagaimanapun,Changmin adalah temannya. Sesedih apapun,sesakit apapun perasaannya sekarang..dia akan berusaha tersenyum demi kebahagiaan Changmin juga.

Setelah beberapa jam mengobrol,akhirnya mereka berdua pulang dengan mobil Changmin.Sepanjang jalan Jin Hi hanya dapat terdiam sedangkan Changmin terus berkonsentrasi menyetir. Jin Hi turun dari mobil dan mengucapkan terima kasih pada Changmin setelah sampai di rumah. Tiba-tiba,Jin Hi merasakan pusing di kepalanya. Dengan cepat ia membuka pintu pagar rumahnya dan masuk ke dalam rumah.Saat di ruang keluarga,dia bertemu dengan sesosok laki-laki yang sedang duduk santai di depan televisi.

“Kau sudah pulang ?” tanya laki-laki itu pada Jin Hi

“ne..oppa !” jawab Jin Hi singkat
“Ya ! wae geurae ? kenapa wajahmu pucat sekali ?”
“mollaseo donghae oppa ! kepalaku pusing sekali”Jawab Jin Hi sambil terus memegang kepalanya yang sakit.Dan akhirnya tubuhnya pun jatuh ke lantai.

Donghae yang melihat hal itu,langsung mengangkat tubuh Jin Hi ke kamarnya. Setelah merebahkan tubuh Jin Hi di tempat tidur,dengan cepat dia mengambil handphonenya dan menekan beberapa nomor.Beberapa menit kemudian,dokter datang dan memeriksa keadaan Jin Hi.dan….

“Dokter,bagaimana keadaan adik perempuan saya ?” Tanya Donghae dengan penuh cemas.
“Keadaan adik anda sangat parah.mungkin hidupnya tinggal menghitung bulan” Jawab sang dokter dengan wajah yang pasrah
“Sebenarnya dia sakit apa ? apakah separah itu ?” Ucap donghae tak percaya
“Tidak tahukah anda bahwa adik anda sebenarnya menderita kanker otak sejak lama ?”Tanya sang dokter pada donghae yang masih merasa tak percaya
“Mwo ?! saya benar-benar tak tahu akan hal ini.”jawab donghae sambil menatap wajah adiknya yang tertidur
“Kalau begitu,ini resep obatnya…tolong segera ditebus.saya pergi dulu” Dokter itu menyodorkan sebuah kertas dan pergi meninggalkan kamar Jin Hi

Donghae masih duduk bersimpuh dan memegang tangan Jin Hi yang masih belum membuka matanya.Air mata donghae terus mengalir karena perkataan sang dokter tadi.Beberapa saat kemudian Jin Hi tersadar dan menatap Donghae yang sedang menangis memegang tangannya.

“Kenapa kau menyembunyikannya pada oppamu sendiri ? sejak ayah dan ibu tiada,aku selalu menyayangimu,selalu memberikan segalanya untukmu walaupun tulangku harus patah dan hancur,itu semua demi dirimu..adik yang aku sayangi.Tapi kenapa kau tega menyembunyikan penyakitmu dari oppamu ini ?” Kata donghae dengan penuh amarah

“Mianhe,oppa.aku tak mau membuatmu menderita dan khawatir karena aku. Aku sudah menjadi beban untuk hidupmu sejak kita hanya tinggal berdua.Mianhae oppa!” Jawab Jin Hi seraya meneteskan air mata

“Gwaenchana !! oppa memaafkanmu.sekarang kau istirahatlah,oppa akan membuatkan makanan untukmu”

“Chakaman oppa !” Jin Hi menarik tangan Donghae
“Waeyo?”
“Tolong jangan katakan ini pada Changmin.Aku tak mau membuatnya susah !”
“Arasseo.Sekarang istirahatlah!”



Setelah kejadian itu, Donghae selalu berusaha menjaga Jin Hi,memberikan seluruh kasih sayangnya pada Jin Hi dan tak pernah membuat Jin Hi sedih. Jin Hi pun merasa bahagia memiliki kakak yang baik seperti Donghae karena Donghae adalah satu-satunya keluarga yang ia miliki saat ini sejak orang tua mereka meninggal setelah mengalami kecelakaan tragis. Sejak Jin Hi berumur 7 tahun,Donghae selalu merawatnya dengan baik hingga menjadi gadis 16 tahun yang manis dan tak kekurangan apapun.

Beberapa hari kemudian,Jin Hi bertemu dengan Changmin di sekolah. Seperti biasanya Changmin menunjukkan rasa khawatirnya pada gadis itu ketika ia sakit. Namun ternyata hal itu membuat So Hi terbakar api cemburu.diapun segera mencari cara untuk menjauhkan mereka berdua.

“Jin Hi ah..lama sekali kau tidak masuk. Aku merasa kesepian tanpamu !” Kata Changmin penuh kekhawatiran

“Haha…bukankah sudah ada So Hi disampingmu ?” Jawab Jin Hi dengan sedikit tawa
“Ah..tapi tetap saja ada yang kurang jika kau tak bersamaku !” Changmin merangkul temannya itu dan menyunggingkan senyuman termanisnya.

“Changmin ah..kumohon jangan begini.jika kau terus tersenyum padaku,aku akan semakin merasa sakit” Kata Jin hi dalam hati saat merasakan rangkulan Changmin di bahunya yang terasa sangat hangat.

“Oppa…!!!” Teriak seorang gadis cantik berambut panjang yang berlari dari kejauhan.
“Jagiya…!” Kata Changmin dengan refleks melepas tangannya dari bahu Jin Hi.
“Oppa..kenapa kau tak menjemputku ?.aku menunggumu di rumahku tadi !” Ucap gadis itu dengan sangat manja
“Mianhae So Hi ah,aku lupa!”
“Eonni,jadi kau sudah sembuh ? Syukurlah !” Ucap So Hi pada Jin Hi dengan tatapan tidak senang
“ne !” jawab Jin Hi singkat
“ oppa ayo ikut aku ke kantin !” Ajak So Hi sambil menarik lengan Changmin
“Ara…ara…tapi jangan tarik-tarik ! Jin Hi ah..sampai ketemu di kelas” Kata Changmin sambil melangkah mennggalkan Jin Hi
“ne…kau tampak bahagia sekarang,Changmin ah!” Jawab Jin Hi pada Changmin yang sudah meninggalkannya jauh bersama So Hi

Dua orang duduk berhadapan.Sang gadis tampak cemberut dan hanya mengaduk-aduk jus jeruk yang ada di depannya.Sedangkan sang pria terus memohon pada sang gadis.

“Jagiya…mianhae!” Kata Changmin sambil mengelus pipi So Hi pelan
“Shireo !” So Hi menghindar dan membalas dengan tatapan tajam
“geundae..ottokae ?”tanya Changmin
“hmmm..aku minta,Jauhi Jin Hi eonni !.aku benar-benar tidak suka padanya !” Jawab So Hi
“Mwo ? Shireo.dia adalah temanku sejak kecil.aku tidak mau”
“kalau begitu,kita putus saja !” Kata So Hi seraya berdiri dan akan meninggalkan Changmin.Namun langkahnya terhenti oleh genggaman tangan Changmin.
“geurae..aku akan menjauhinnya” Jawab Changmin singkat


Setelah itu,Changmin tak pernah mengorol bahkan menemui Jin Hi lagi. Jin Hi merasa bingung akan sikap Changmin yang mulai berubah padanya. Tiap kali ia menyapa Changmin,pria itu tak pernah menjawabnya apalagi menoleh pada Jin Hi.Hal ini terus terjadi hingga 3 bulan lamanya. Suatu ketika,Jin Hi menemukan Changmin yang sedang berciuman dengan So Hi di belakang ruang laboraturium. So Hi sempat mengetahui keberadaan Jin Hi yang sedang menatap mereka berdua,namun dia hanya memandang licik lalu mengalihkan pandangannya pada Changmin dan mempererat pelukannya pada leher Changmin. Jin Hi berlari dan menangis setelah melihat kejadian tadi.Hatinya semakin sakit.Ia terus berlari hingga hujan turun dan membasahi seragamnya sore itu. Hujan deras itu mengiringi derap langkah Jin Hi hingga ia sampai di depan rumah.Setelah sampai di rumah,dia langsung meuju kamarnya dan menangis di dalam kamar.Dia menangis hingga sakit yang dideritanya kambuh dan harus membuatnya dilarikan ke rumah sakit.

Donghae sangat sedih melihat tuubuh adiknya yang lemah tak berdaya dan dipenuhi alat medis dimana-mana.Dokter telah memvonis hidup Jin Hi hanya tinggal menghitung hari saja. Donghae semakin sedih dan tiap waktu terus memanjatkan do’a untuk Jin Hi .Dia berharap keajaiban datang untuk adik satu-satunya yang dia kasihi. 3 hari sudah tubuh Jin Hi tergolek lemas di rumah sakit dan tak sadarkan diri.Tiap hari Donghae selalu mendengar adiknya selalu menyebut nama Changmin dalam tidurnya. Akhirnya,dia menelpon Changmin dan memberitahukan keadaan Jin Hi pada Changmin tanpa sepengetahuan Jin Hi. Awalnya telepon dari Donghae tidak dijawab oleh Changmin namun akhirnya Changmin menjawab telepon itu.dan….

“Hyung…donghae hyung!” Panggil Changmin yang baru saja masuk ke dalam ruangan
“akhirnya kau datang juga !” Sambut Donghae
“Apakah dia Jin Hi ?” ucap Changmin sambil melangkah mendekati tubuh Jin Hi
“ne…ini temanmu !.bisakah kau menjaganya sebentar ? aku keluar sebentar untuk membeli minuman untukmu.” Kata Donghae sembari meninggalkan tempat duduknya dan keluar ruangan.

Changmin terus menatap wajah putih Jin Hi yang pucat dengan tatapan penuh penyesalan. Dia memegang tangan lemas Jin Hi dengan erat.Beberapa saat kemudian,Jin Hi sadar dan…

“Changmin ah…sedang apa kau disini ?” Tanya Jin Hi yang baru saja sadar.
“Aku disini untuk sahabatku !” jawab Changmin
“Mianhae..aku sudah meninggalkanmu ketika kau mengalami masalah.aku…” kata Changmin terhenti ketika telunjuk Jin Hi menempel pada bibirnya.
“Gwaenchana..!aku mengerti bahwa kedekatanku denganmu itu adalah masalah bagi hubunganmu dan So Hi..Gokjeomarayo !” Jin Hi menyunggingkan senyumannya pada Changmin
“Gomawo” Changmin pun tersenyum untuk membalas senyuman Jin Hi
“Changmin ah…aku ingin mengatakan sesuatu padamu.mungkin ini akan menjadi yang terakhir untukmu dan juga untukku.Karena aku merasa hidupku sudah tak akan lama lagi.Mianhae aku telah menyembunyikan penyakitku ini darimu.aku tak ingin membuatmu cemas seperti sekarang.”
“Gwaenchana..katakan saja,apa yang ingin kau katakana tapi jangan berkata jika kau akan meninggalkanku.aku yakin kau pasti sembuh!” Ucap Changmin memberikan semangat pada Jin Hi yang sudah pasrah

“Changmin ah,Hiduplah dengan bahagia walau tanpa diriku nantinya,geundae…nado saranghae !” Kata itu terlontar begitu saja dari mulut Jin Hi dan membuat Chanmin terkejut.Changmin mersa bingung harus menjawab apa pada Jin Hi karena saat ini dia merasa bingung akan perasaannya sendiri.Dia hanya terdiam,tanpa berkata apapun.

“aku tahu kau mencintai So Hi,jadi…”
“aniyo..aku bingung akan perasaanku sendiri!” Jawab Changmin memotong kata-kata Jin Hi
“Pergilah ! Pergilah ke suatu tempat dan cari jawaban atas perasaanmu!”
“Tapi…”
“Pergilah..aku akan menunggu jawabanmu!”

Changmin pun pergi meninggalkan ruangan,berlari menuju mobilnya.Ia melajukan mobilnya menuju suatu tempat,yaitu tempat yang akan menjawab segala kegelisahan hatinya.Dia pergi ke sebuah kuil yang selalu ia kunjungi bersama Jin Hi.Di sekitar kuil itu tumbuh bunga mugunghwa yang sangat indah.Dia ingat akan sesuatu yang dikatakan Jin Hi 3 bulan yang lalu ketika melihat bunga itu…

“Changmin Ah,bunga ini sangat cantik !.” Kata Jin hi seraya duduk menatap bunga yang mekar itu
“Ne…jeongmal yeppuda!” Jawab Changmin yang masih berdiri disamping Jin Hi
“bunga ini hidup abadi dan takkan pernah mati karena virus atau serangan apapun.aku ingin memiliki seseorang yang memiliki cinta untukku seperti bunga Mugunghwa ini.tapi sepertinya tak ada orang yang seperti itu.” Kata Jin Hi sambil terus menatap bunga itu
“kau akan menemukannya !”
“jeongmal ? Tapi kurasa aku takkan menemukannya!.Karena orang itu takkan pernah memberikan cintanya untukku” jawab Jin Hi dengan wajah sedih

Changmin menangis dan menyesal ketika mengingat kenangan itu.Dia menyesal tak menyadari perasaan Jin Hi padanya sedari awal.Dan kini dia merasa telah menemukan jawaban untuk perasaan Jin Hi.Dia berdiri dari posisi jongkoknya dan berlari menuju mobilnya. Lalu sesaat kemudian teleponnya berdering. Tertera nama Kim So Hi di layer handphonenya. Dan dia segera mengangkatnya.

“Yoboseyo !” kata Changmin
“Jagya,bisakah kau mengantarku belanja ?” Ucap So Hi dengan nada penuh manja
“aku tidak bisa..ada yang ingin kukatakan padamu!”
“apa itu ?” Tanya So Hi
“Kita putus..aku bosan denganmu!” Ucap Changmin singkat
“Ya !! kenapa kau melakukan itu ? kau…”
“Mianhae !” Changmin menutup teleponnya dan melanjutkan langkahnya.

Dengan kecepatan tinggi,ia melajukan mobilnya di jalanan kota.Betapa sialnya dia,mobilnya terjebak macet karena sore itu banyak pegawai kantor yang pulang.Beberapa jam kemudian dia lolos dari macet. Dia tiba di rumah sakit dan berlari mengejar waktu untuk menemui Jin Hi sembari berharap dia bisa mengatakan perasaannya pada Jin Hi. Namun ketika sampai di depan ruangan Jin Hi,dia melihat Donghae tampak sedih dan …

“Hyung apa yang terjadi ?” Tanya Changmin pada Donghae
“Jin Hi…”jawab donghae dengan wajah yang sangat terpukul
“Apa yang terjadi pada Jin Hi?” Changmin berlari dan segera memasuki ruangan.

Dia melihat seseorang yang ditutup oleh kain putih. Changmin mendekat dan menyikap kain putih itu. Nampak wajah seorang wanita cantik yang matanya tertutup rapat.Changmin menangis melihat wajah wanita itu. Lalu dia membelai wajah gadis itu.Terasa dingin karena gadis yang dilihatnya itu sudah meninggal sejam yang lalu.

“Jin Hi ah..Irona…Ironabwa ! ppali Irona !” Ucap Changmin disela tangisnya
“ Jin Hi ah…saranghae…jangan tinggalkan aku!” Changmin memeluk tubuh yang sudah tak berdaya itu.
“Changmin,sudahlah ! dia takkan bangun lagi….dia sudah pergi ke surga” Kata Donghae untuk menenangkan Changmin.
“Tapi hyung dia berjanji akan menungguku…menunggu jawabanku ! Kenapa dia pergi sebelum aku mengatakannya ?” jawab Changmin dengan penuh amarah.
Donghae hanya bisa membiarkan Changmin memeluk tubuh adiknya yang sudah tak bernyawa saat ini.Dia berharap adiknya mendengar kata-kata Changmin saat ini.

Keesokan harinya,puluhan orang berbaju hitam berkumpul disebuah makam. Setelah acara pemakaman selesai,semua orang pergi meninggalkan makam itu kecuali dua orang pria yang masih tetap berdiri di depan makam.

“Changmin ah..kkaja !” Ajak Donghae
“Kau pergilah dulu Hyung.aku masih ingin disini !” Jawab Changmin dan Donghae pun pergi meninggalkan Changmin sendiri.
“Jin Hi ah…aku menyesal tak bisa menyatakan cintaku sebelum kau pergi. Aku benar-benar mencintaimu. Dan kini aku berjanji,akan hidup bahagia seperti yang kau katakana sebelum kau pergi.dan lagi aku akan tetap mencintaimu selamanya walau aku sudah bersama wanita lain.ini janjiku padamu”

Setelah itu Changmin segera pergi meninggalkan makam gadis yang ia cintai itu.


Dan kini pria itu sedang berjongkok disamping makam.dan berkata…

“aku masih ingat akan janjiku itu ! aku mengucapkan tepat pada hari ini,di musim semi ketika kau meninggalkanku.Jika aku mengingat kenangan itu,aku benar-benar menyesal tak bisa menyatakan perasaanku itu sebelum kau tiada. Aku menyesal tak bisa membuatmu bahagia semasa kau masih hidup.Hanya ini yang bisa kulakukan untukmu sekarang.aku berharap kau tenang di surga.Kini aku harus pulang,aku akan mengunjungimu lagi minggu depan.Jin Hi ah Saranghanda !” Changmin berdiri dan menatap sejenak makam itu.Lalu dia pergi meninggalkan tempat itu.



Cinta adalah perasaan yang tumbuh dalam diri manusia…
Tak pandang tua atau muda,Cinta itu akan tetap tumbuh dan ada di hati seorang insan….
Berbahagialah kau,jika kau telah menemukan cita sejatimu saat ini…
Karena Cinta sejati tak akan pernah pergi meninggalkanmu…
Seperti bunga Mugunghwa yang takkan pernah Layu ketika mekar…
Jagalah Cinta Sejatimu itu….
Janganlah kau tinggalkan dia…
Dan jika kau belum meraih cinta itu..
Maka segeralah kau gapai dan genggam cinta itu..
Jangan sia-siakan cintamu….
Sebelum Cinta itu meninggalkanmu untuk selamanya…











The End

Tidak ada komentar:

Posting Komentar